Pages

Showing posts with label Opinion. Show all posts
Showing posts with label Opinion. Show all posts

Wednesday, November 16, 2011

Trust me, I'm a Dreamer!

Mimpi adalah awal untuk kesuksesan.



Kalimat itu membuatku berharap untuk selalu bermimpi. Tujuh tahun yang lalu mungkin aku sedang bermimpi menjadi perencana double track rail yang ada di Indonesia. Kesukaan saya pada dunia perkereta-apian mempengaruhi hal itu. Tapi bukan mimpi sepele itu yang menjadi penting. Apakah seorang pemimpi mempunyai tempat di dunia ini? Kalau mau jujur, semua peralatan canggih yang Anda nikmati sekarang ini semua berawal dari sang pemimpi. Hebat atau tidaknya realisasi yang ada tergantung seberapa tinggi mimpi yang mengawalinya. Tanpa mimpi, mungkin sekarang bumi masih mengelilingi matahari. Tanpa mimpi mungkin sekarang dunia masih datar. Tapi masih adakah tempat bagi pemimpi?

Saya punya mimpi: suatu hari ada lowongan pekerjaan untuk pemimpi. Job description-nya ya tentu saja bermimpi. Otak dan mata terkadang unik. Mata adalah panca indra yang kesannya paling bisa membekas di otak. Terkadang kita kesulitan untuk mengingat manisnya kue yang dibeli di toko kemarin, tetapi kita tak akan mudah melupakan keindahan pemandangan di Pantai Pangandaran. Susahnya, mata adalah musuh dari semua pemimpi. Mimpi yang hebat adalah memimpikan sesuatu yang belum pernah dilihat atau malah dibayangkan oleh orang lain. Menciptakan suara yang belum pernah didengar, menciptakan rasa yang belum pernah terpikirkan oleh lidah siapapun. Kita jadi mudah melecehkan para pemimpi. Menghujat bahwa orang-orang tersebut hanya bisa berawang-awang tapi tidak bisa mewujudkan. Mereka lupa bahwa manusia pun berbeda-beda. Menurut saya, tingkatan kemampuan manusia dibedakan dari di bagian manakah sumber inspirasi mereka. Tukang menggunakan tangan dan kakinya. Penulis menggunakan jarinya. Olahragawan menggunakan tubuhnya. Pekerja menggunakan energi lebih banyak daripada atasannya. Para Bos menggunakan mulutnya karena sering rapat. Pemimpin perusahaan harus sering menggunakan matanya untuk bisa mengamati situasi dan cepat memberikan reaksi atas hal-hal yang terjadi. Pemimpi? menggunakan bagian terdalam dari otaknya untuk menciptakan sesuatu.

Saya bermimpi suatu saat ada lowongan:
Dibutuhkan 1. PEMIMPI (PMP1)
Syarat-syarat:
1. Sarjana atau Magister
2. Suka bereksperimen
3. Suka bekerja dalam waktu yang lama
4. Kreatif dan Inovatif.

Destroyed Minds

Seeing people outside let me think about psychology. Every people has their own characteristics and attitudes. Sometimes are similiar, but no one is the same. Being grown up in a small town like Cilacap, I found that people in my town may be 2 or 3 years slower than people living in, let say, Yogyakarta. Here in Cilacap, may be about half of its teenagers never seen Cinema 21 (or XXI). While Kindergarten boy in Jakarta might be in a ticket queue to see Laskar Pelangi, it took a long time before kids in here were able to see it by local tv station.

I imagined two different children living in two very different circumtances. One is in very modern city where it's very easy to get anything. A lot of mall, many supermarkets, high quality school, and other modern stuffs. I could see green garden beside a football field. High class people were playing football on artificial field, while their wives and children ran around the garden. I'll let you imagine it. If I asked you what that children will be in future, may be you'll answered they'll be very good people. Very rich and wealthy. They could marry best women and men.

In other way, imagine children who were living in conflict area. It's not easy for them, even just to eat. Sometimes they were not able to school. School? What for? They could die in minutes. They'd have no hope. What I want to say is: they'd have no future, no family, no nation, no pride. Pride! Seems we talked about it everyday. We brought it to everywhere we go. Pride! The number one . All of all. Somebody said: what's the meaning of a name? But here, pride is every meaning. No matter your name is Paino or Paijo, pride is what you're looking for.

Our minds is destroyed by pride, and sadly we're doing that to our children.

Monday, October 26, 2009

Setimbang, bukan seimbang

Kompas hari ini (Senin, 26 Oktober 2009) pada halaman 14 berisi artikel berjudul Upaya Prediksi Gempa yang ditulis oleh Yuni Ikawati. Artikel ini menjawab sebagian besar pertanyaan orang awam seputar 'keanehan' sebelum dan sesudah gempa terjadi. Beberapa hari yang lalu ada seseorang teman yang bertanya, 'kenapa habis gempa mesti hujan lebat?'. Pertanyaan ini bagi sebagian orang akan bersifat religius, anda tentu paham maksud saya. Bagi sebagian orang lagi pertanyaan ini harus dicari jawabannya. Artikel yang ditulis Yuni Ikawati di Kompas ini dapat menjawab sebagian dari pertanyaan Anda. Intinya ialah bahwa sebelum gempa, terjadi pergeseran batuan-batuan bumi. Gerakan ini akan mempengaruhi aktivitas magma yang nantinya akan meningkatkan gelombang elektromagnetik yang terpancar. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan magnet den medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus (sumber: http://free.vlsm.org/v12/s
3-4a.htm). Teori Maxwell, yang kalau diutarakan di sini pasti akan sangat membosankan, dapat Anda baca sendiri. Di artikel Kompas ini juga disebutkan bahwa ada lonjakan elektromagnetik sekitar 5 milivolt sebelum terjadinya gempa di Lampung/Bengkulu. Penyimpangan sebesar 5 milivolt itu bahkan terpantau di lapisan ionosfer yang berada 300 sampai 400 km di atas permukaan bumi. Anda bisa bayangkan 400 km itu adalah kira-kira jarak antara Kota Jogja dan Bandung. Gelombang elektromagnetik itu akan mempengaruhi pola-pola awan. Awan yeng menyebabkan hujan adalah awan jenis Komulonimbus yang letaknya (hanya) 6000m-9000m dari permukaan bumi (sumber: http://oeank.multiply.com/
journal/item/12). Jarak itu masih terpengaruh oleh gelombang elektromagnetik (seperti yang kita tahu bahwa terjadinya petir pun karena adanya ion-ion positif dan negatif di lapisan atmosfer).

Kembali ke pertanyaan teman saya tadi di atas, saya waktu itu menjawab bahwa pergerakan lempeng-lempeng di bumi menyebabkan terjadinya faktor x (saya tidak tahu apa faktor x ini) yang menyebabkan kandungan garam naik ke permukaan laut dan ikut menguap sehingga larutan elektrolit yang terkandung di dalamnya menyebabkan hujan yang lebat. Dilihat dari artikel Yuni Ikawati di Kompas, jawaban saya saja sudah ada perbedaan dengan artikel itu. Mungkin saja jawaban saya ini salah, tapi apa salahnya jawaban salah? Saya pernah mendengar seseorang mengatakan, 'lebih baik diam saja dan dianggap tak tahu apa-apa, daripada tahu tapi disalahkan'. Saya sama sekali tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Menurut saya itu menggambarkan mental kura-kura dalam tempurung, pura-pura tidak tahu. Saya lebih baik salah tapi dapat mencegah pemikiran lain yang lebih buruk. Apakah pemikiran yang lebih buruk itu? Tentunya pemikiran yang bersifat religius tapi justru tidak berjiwa religi. Orang selalu mengimpikan 'faktor X' sebagai pelarian dari ketidakmampuan mereka menjelaskan sesuatu. Sudah jadi rahasia publik bahwa ilmu pengetahuan dan religi susah sejalan. Ilmu pengetahuan menjelaskan hal-hal yang dianggap oleh orang-orang dulu tak bisa dijelaskan. Para ahli fisika sekarang bisa membuat hal-hal yang dianggap mustahil. Bahkan penciptaan alam semesta pun bisa disaksikan di laboratorium. Maka, pernyataan-pernyataan yang bersifat religi (tapi tak berjiwa religi) dengan mudah bisa dilibas oleh penjelasan Yuni Ikawati di Kompas hari ini. Kenapa hujan sering muncul sebelum dan sesudah gempa? Mengapa ada pola awan yang aneh? Jika Anda mau berpikir kritis, Anda akan menemukan jawabannya.

Beberapa minggu yang lalu saya menulis wacana berjudul Jogja Light ON(ly an ineffective?), yang berisi kekritisan saya dalam melihat kebijakan pemerintah di kota saya sesuai dengan bidang saya. Ada berbagai tanggapan, ada yang setuju, ada yang netral, ada yang tidak setuju. Itu semua tak masalah bagi saya. Saya ingin mencoba berpikir kritis. Saya ingin mencoba untuk melihat sesuatu tidak hanya melalui perspektif saya, tapi juga perspektif orang lain. Tadi pagi saya mendapat tanggapan dari seorang teman yang tinggal di Jakarta, bahwa aturan penyalaan lampu motor di siang hari dapat membantunya untuk meningkatkan kewaspadaan. Ada juga yang menyatakan bahwa lebih baik kita tunggu hasilnya. Kemarin ada komentar di blog saya yang menuliskan bahwa tidak masalah setuju atau tidak setuju, asal tidak asal omong. Wah saya mengucapkan banyak terima kasih atas kritikan dan tanggapan. Saya hanya ingin berlatih kritis dengan fakta, bukan asal kritis tapi OMDO (omong doank), talk more do less. Kalau salah, tentu ada orang lain yang akan memberitahu yang benar. Kalau saya diam saja, tentu saya tidak akan tahu apa yang benar.

Sebagai penutup, saya ingin menuliskan sebuah kisah. Gubernur suatu daerah ingin membagikan uang sebanyak 100 juta kepada 2 orang. Orang yang 1 kaya raya, dan yang 1 sangat miskin. Agar adil, sang Gubernur memberikan masing-masing dari mereka 50 juta. Banyak orang melihat, bahwa sang Gubernur adil dan seimbang. Itu, jika melihat dari perspektif diri sendiri masing-masing. Bagaimana jika kita melihat dari perspektif kedua orang kaya dan miskin itu? Si miskin tentu melihat demikian, 'buat apa orang kaya itu menerima 50 juta? seharusnya saya yang miskin mendapat lebih banyak kan? Demikian pula si kaya berpikiran, 'Gubernur ini nggak niat, buat apa duit 50 juta ini diberikan, tabungan saya saja ada 1M'. Tentu lebih baik jika seluruh 100 juta itu diberikan kepada si miskin. Seimbang belum tentu sesuai dengan kenyataan yang ada. Seimbang adalah jika dilihat dari perspektif diri sendiri. Cobalah melihat juga dari perpektif orang lain agar bisa setimbang. Sama seperti anda, sayapun masih belajar untuk dapat melihat dari cara pandang orang lain.

-FIN-

Saturday, October 10, 2009

Jogja Light ON(ly an ineffective?)

Mungkin tulisan ini hanya menarik dibaca oleh orang yang tertarik di dunia transportasi, atau mungkin Anda yang peduli pada transportasi.
Dalam beberapa hari terakhir ini, orang Jogja khususnya yang sering menggunakan sepeda motor pasti menemukan fenomena di mana banyak kendaraan bermotor terutama sepeda motor yang menyalakan lampu kendaraannya di siang hari saat berada di jalan. Apakah ini? Kebijakan baru yang akan diterapkan di Jogja, yaitu pengendara sepeda motor wajib menyalakan lampu depan selama berkendara. Saya berpikir, "Kok aturan jadul ini diterapkan lagi? Bukankah aturan ini sebenarnya sudah lama, seharusnya kalau mau diterapkan sudah dari dulu. kenapa aturan ini baru diterapkan sekarang?"

Ada baiknya kita kembali ke beberapa tahun lalu, jika Anda masih ingat di mana ada aturan bagi pengendara kendaraan luar kota agar menyalakan lampunya meski di siang hari. Ya, kebijakan yang waktu itu saya anggap sebagai solusi yang cukup cerdas. Saya sendiri di waktu itu cukup sering bolak balik Jogja-Cilacap dan salah satu dari sebagian pengendara yang mematuhi aturan itu. Aturan tersebut cukup efektif. Sebuah penelitan mengindikasikan bahwa terjadi pengurangan jumlah kecelakaan sampai 30% sejak diterapkannya sistem 'light on' tersebut. Well, angka tersebut menunjukkan bahwa adanya keefektifan yang tinggi dari penerapan kebijakan tersebut. Beberapa waktu belum lama ini Kota Surabaya pun memberlakukan regulasi serupa. Bisa dilihat waktu itu respon masyarakat cukup antusias akan adanya aturan baru ini.

Nah, sekarang kota Yogyakarta mencoba menerapkan aturan yang sebenarnya sudah lama ditemukan ini. Menurut saya ini menarik untuk dicermati. Kota Jogja tidak termasuk kategori "luar kota". Luas kota Jogja juga masih lebih kecil daripada Surabaya. Bahkan kondisi lalu lintas di Jogja dan Surabaya sangat berbeda jauh. Ada beberapa hal yang perlu dikoreksi mengenai kebijakan ini.

Memahami PIEV
Dalam sistem transportasi, dikenal istilah jarak pandangan. Jarak pandangan adalah panjang bagian jalan di depan pengendara yang masih dapat dilihat dengan jelas, diukur dari titik kedudukan pengendara tersebut (Suprapto, 1999). Jarak pandangan sangat penting dalam pengaturan sistem transportasi karena begitu mempengaruhi faktor keselamatan pengguna jalan. Salah satu faktor yang mempengaruhi jarak pandang yang diperlukan adalah waktu sadar dan reaksi pengendara. Manusia akan beraksi setalah dia menerima rangsangan. Waktu yang diperlukan itulah yang dinamakan waktu telaah. Waktu telaah meliputi tahapan: perception, intelection, emotion, dan volition (PIEV) (Suprapto, 1999).

Perception: pengendara perlu waktu untuk mencerna/menelaah rangsangan-rangsangan yang diterima baik yang melalui mata, telinga, maupun badan.
Intelection: waktu penelaahan terhadap rangsangan yang diterima.
Emotion: proes penanggapan terhadap rangsangan yang sangat dipengaruhi oleh emosi seseorang.
Volition: kemauan untuk mengambil tindakan-tindakan sesuai dengan pertimbangan yang dimiliki.

Selain itu faktor yang mempengaruhi jarak pandangan dipengaruhi pula oleh waktu yang diperlukan untuk menghindari keadaan bahaya dan kecepatan kendaraan.

Tentu merupakan hal yang sudah umum diketahui, bahwa penyalaan lampu di malam hari adalah untuk menambah jarak pandangan, dan hal tersebut tidak perlu diperdebatkan. Lalu apa guna penyalaan lampu di siang hari? Salah satu faktor PIEV di atas adalah perception. Waktu perception (Tp) sangat dipengaruhi oleh panca indera yang dimiliki manusia. Dalam hal ini penyalaan lampu akan berpengaruh pada indera penglihatan. Cahaya yang ditangkap oleh mata akan meningkatkan tingkat kewaspadaan. Tingkat kewaspadaan akan mengurangi Tp dan membuat manusia bereaksi lebih cepat. Oke, dalam hal ini, sistem light on bisa dianggap cukup efektif. Hanya ada satu kontra produktif, seperti yang telah ditulis di atas. Jogja bukan luar kota, Jogja bukan Surabaya.

Kecepatan
Di luar kota kendaraan melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi. Semakin tinggi kecepatan semakin besar pula jarak pandangan yang dibutuhkan. Waktu reaksi yang dibutuhkan juga semakin cepat untuk menghindari accident. Di Jogja, kecepatan kendaraan di dalam kota berdasarkan pengalaman dan survey, hanya berkisar antara 40-70km/jam. Itupun masih ditambah banyaknya traffic light di setiap pesimpangan jalan besar. Kecepatan sedang dan hampir tidak ada ruas yang panjang untuk memacu kecepatan, merupakan sebuah automatic-help yang patut disyukuri bagi kota Jogja untuk membatasi kecepatan maksimum kendaraan. Di tingkat kecepatan yang tidak tinggi, jarak pandangan yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak. Dalam hal ini, penggunaan sistem Light-On akan tidak efektif.

Model tubrukan
Kecelakaan yang banyak terjadi di dalam kota adalah kecelakaan 1 arah. Artinya, kecelekaan yang melibatkan kendaraan-kendaraan yang menuju ke arah yang sama. Berbeda dengan di luar kota yang kebanyakan diisi kendaraan berkecepatan tinggi dan jumlah jalur yang ada hanya 2 (masing-masing satu untuk satu arah), kondisi ruas jalan di Jogja banyak yang terdiri lebih dari 2 jalur. Di luar kota model penyiapan (penyusulan kendaraan lain) banyak yang memakai jalur untuk arah yang berlawanan, sehingga perlu dipastikan apakah ada kendaraan lain atau tidak di jalur itu. Di dalam kota, penyiapan bisa menggunakan jalur untuk arah yang sama, sehingga kurang begitu diperlukan untuk memastikan kondisi jalur untuk kendaraan yang berlawanan arah. Tidak jarang pula ruas jalan yang sudah dilengkapi dengan median, sehingga memastikan tidak adanya kendaraan yang masuk ke jalur lawan. Posisi lampu, yang berada di depan kendaraan, tentu tidak terlalu efektif untuk kondisi ini. Untuk kendaraan baik mobil mapupun motor masih cukup dengan menyalakan lampu sen atau dikenal istilahnya lampu 'riting' ketika akan menyusul/menyiap agar kendaraan dari arah lawan bisa lebih waspada.

Biaya operasional
Penyalaan lampu di siang hari tanpa disadari akan menambah biaya operasional kendaraan. Biaya pemelihraan dan penggantian lampu juga akan bertambah jika lampu sering digunakan. Tentunya tanpa mengabaikan faktor keselamatan, diperlukan langkah-langkah untuk menemukan solusi yang paling pas buat kota Jogja tersebut. Pajak yang dibayarkan oleh masyarakat seyogyanya digunakan untuk membuat sistem yang mengelola kondisi lalu lintas agar lebih aman dan lebih baik. Penertiban reklame-reklame, pembuatan median khususnya di ruas jalan yang ramai, dan berbagai solusi lainnya yang bisa dicari. Apakah perlu masyarakat yang sudah membayar pajak, dikenakan lagi tambahan biaya operasional kendaraan?

Penutup
Tidak ada maksud apapun dari penulis untuk memprovokasi atau menentang aturan yang sudah atau akan ditetapkan. Penulis juga masih amatiran yang mencoba untuk memberikan pandangan yang berbeda tentang aturan yang akan dilaksakan di kotanya. Penulis berpendapat bahwa mengubah sistem yang ada adalah tugas sebagai orang yang memiliki pengetahuan lebih, tentunya yang dimiliki oleh kota Jogja. Aturan yang ada harus dilaksanakan, karena ada pepatah di mana tanah dipijak di sana bumi dijunjung.

Wednesday, September 16, 2009

Star Wars, an epic

Star Wars adalah sebuah dongeng tersendiri. Enam film (double trilogy) ditambah dengan puluhan komik telah menjadikannya sebuah epik yang tak akan habis dibicarakan dalam sehari. Mahakarya dari sutradara dan produser film George Lucas ini mempunyai jutaan penggemar di seluruh dunia dan nilai dagangnya sendiri telah mencapai 20 miliar dolar amerika dalam 20 tahun terakhir ini. Double trilogy (SW IV-VI, I-III) menceritakan kisah perebutan kekuasaan di dunia angkasa. George Lucas memulai kisah SW dengan unik, dimulai dari seri IV. Ini menunjukkan optimisme yang besar bahwa akan ada seri I-nya suatu saat nanti, dan memang dari awal sudah didesain untuk 6 film.

Episode IV-VI, the beginning
Di dunia di mana Luke Skywalker tinggal, adalah dunia tempat kisah Star Wars terjadi. Luke Skywalker adalah anak dari mantan Jedi yang sangat kuat. Dirinya terbuang di sebuah planet. Pada masa itu pemerintahan Galactic Empire sedang melakukan pembersihan atas sisa sisa pendukung Republic. Di bawah pimpinan Emperor Palpatine, pemerintahan Empire menguasai banyak perdagangan dengan planet-planet. Palpatine sendiri mempunyai tangan kanan yang sangat hebat, Darth Vader. Luke Skywalker, bersama Han Solo dan Leia, berusaha mengalahkan kekuasaan Empire untuk mendirikan kembali Republic. Luke, yang nantinya di seri terakhir berhasil menjadi Jedi, akhirnya bisa mengalahkan Emperor dan Darth Vader.

Jedi, the Force warrior
Istilah Jedi memegang peranan penting di SW dan menjadi sesuatu paling disukai oleh para penggemar. Jedi adalah sebutan untuk ksatria yang mempunyai Force yang besar di dalam dirinya. Force, dalam dunia SW menjadi semacam kekuatan yang diagungkan oleh para penghuni space. Jedi sendiri sudah lama ada dan menjadi kekuatan tempur utama bagi Republic. Orang-orang yang bisa berlatih dan menjadi Jedi
[Obi-Wan Kenobi dan Lightsaber-nya]
adalah mereka yang mempunyai Force yang sangat besar. Dengan Force itu nantinya Jedi akan mampu mengendalikan pikiran, mengeluarkan jurus, dan memakai LightSaber (pedang cahaya laser yang hanya bisa dipakai oleh Jedi). Jedi memiliki sejarah yang sangat panjang. Bahkan saking panjangnya kisah Jedi bisa dipisahkan dari cerita Star Wars original.

Kisah Jedi sendiri sudah dimulai sejak awal terbentuknya koloni manusia di Galactic. Awalnya manusia yang bisa menjadi Jedi adalah manusia yang terhebat, sampai akhirnya seorang Jedi menemukan bahwa manusia bisa menemukan sisi lain kekuatan yang ada dalam The Force. Itu adalah lawan dari Jedi. Kekuatan The Force yang nantinya bakal disebut Dark Force, karena mengeksplorasi sisi humanisme manusia. Pada dasarnya, seorang Jedi tidak boleh merasakan emosi. Mereka tidak boleh mempunyai rasa benci, apalagi cinta. Dark Forces mencoba menggali sisi lain Jedi dari sudut pandang itu, dan berharap memperoleh kekuatan yang lebih besar. Maka terjadilah perang antara Jedi dan pengguna Dark Force, yang lazim disebut Sith. Sejak awal The Sith berusaha menghancurkan semua Jedi, dan perang antara Jedi dan Sith berlangsung sangat lama dan baru berakhir sementara ketika hampir semua Jedi yang masih hidup dibunuh (termasuk anak-anak yang sedang berlatih Jedi) (Star Wars ep III, Revenge of The Sith).

Star Wars bukan kisah tentang Jedi, tapi Jedi memegang peranan penting di keseluruhan kisah. SW ep I-III mengisahkan berhasilnya Empire menguasai Galactic, tapi tak bisa lepas dari beralihnya karakter Anakin Skywalker, dari seorang Jedi menjadi Sith. Anakin memberi gambaran bagaimana seorang Jedi yang mempunyai rasa emosi dan cinta, bisa beralih ke Dark Side. SW ep IV-VI mengisahkan berkuasanya kembali Republic, tapi tak bisa lepas dari perjuangan Luke Skywalker menjadi seorang Jedi, dan kembalinya Anakin (Darth Vader, ayah Luke), ke Light Side di akhir hidupnya. Sementara komik-komik di luar cerita SW I-VI lebih banyak berkisah tentang Jedi dan Sith.

Episode I-III, the beginning of beginning
Yang pertama dirilis adalah film episode IV-VI pada periode tahun 1977-1983. Kemudian para fans dipaksa menunggu selama nyaris 16 tahun sebelum kisah 'prolog' nya dirilis. Episode I mengisahkan awal bagaimana ditemukannya Anakin, yang tak disangka-sangka luput dari perhatian para tetua Jedi, bahwa ada seorang anak yang mempunyai Force yang luar biasa, sampai akhirnya beralih ke sisi gelap dan menjadi Darth Vader. Uniknya nama Darth Vader sebenarnya dirujuk dari kata Vader (ayah dalam bahasa Belanda), yang ditujukan bahwa Anakin adalah ayah dari Luke. Ini berarti pemberian nama Darth Vader justru seharusnya dalam kisah di mana Luke sudah lahir, padahal nama ini sudah diberikan di episode III, di mana saat itu Luke belum ada kisahnya.

Di episode I-III para fans menemukan banyak jawaban yang mereka pertanyakan untuk ep.IV-VI. Keunikan inilah yang menjadi salah satu daya tarik SW, bahwa kita pertama-tama menonton jawabannya, sebelum akhirnya menemukan pertanyaannya. Bahkan para fans yang jeli jelas melihat bahwa masih ada banyak teka-teki di episode I. Darimana Sith bisa muncul lagi, darimana awal Anakin, yang jawabannya harus ditemukan dengan membaca side-comicnya.

Di luar segala kritik yang menyebutkan kisahnya yang terlalu berfantasi dan tidak logis, SW mampu meraih banyak penghargaan. SW adalah sebuah film yang akan terus dikenang sebagai salah satu film terbesar yang pernah ada. Star Wars adalah sebuah saga.

Starwars series:
Important Characters
First Trilogy (IV-VI)
Luke Skywalker (Jedi)
Princess Leia (Republic leader)
Han Solo (Pilot)
Emperor Palpatine (Emperor)
Darth Vader (Sith)
Ben Kenobi (Obi-Wan) (Last Jedi)
Yoda (ex-Jedi Master)

Second Trilogy (I-III)
Anakin Skywalker (Jedi Apprentice, Jedi, Dark Sith)
Obi-Wan Kenobi (Jedi)
Qui Gon (Jedi, died in ep.I)
Senator Palpatine (will become emperor)
Master Yoda (Jedi Master)
Padme Amidala (will become Anakin's wife)
Mace Windu (Jedi)

Friday, July 31, 2009

Kisah Buku Diary


Ada sebuah buku diary yang baru saja dibeli seorang anak. Dia sangat senang bisa mendapatkan sahabat baru. Hampir tiap malam anak itu menulis di buku diary-nya, dan buku diary sangat senang. Suatu waktu anak itu bercerita bahwa dia mendapatkan pacar baru. Diary itu sangat senang. Tapi mulai keesokan harinya si anak itu mulai jarang menulis di diary. Buku diary itu sangat sedih karena hal tersebut, tapi dia tetap senang karena tahu bahwa anak itu juga sedang berbahagia.

Suatu malam anak itu kembali membuka buku itu. Diary itu bertanya, "Kenapa kamu jarang menulis lagi, aku sangat sedih sendirian tak terurus." Anak itu menjawab, "Setiap hari aku sangat bahagia dan bersenang-senang dengan hidupku, sehingga malam harinya aku sudah capek untuk menulis diary. Tapi hari ini aku sangat sedih dan aku ingin bercerita kepadamu." Diary itu mengerti dan menjawab, "kalau begitu pakailah lembar-lembarku."
Mulai keesokan harinya anak itu sudah bahagia lagi, dan tidak lagi menulis di diary itu. Diary itu sangat sedih, tapi dia tetap senang karena tahu bahwa anak itu juga sedang berbahagia. Suatu hari kemudian, anak itu kembali membuka bukunya. "Aku bahagia kamu mau menulis lagi," kata diary itu. "Aku sangat sedih, hari ini banyak hal yang membuatku terluka,"jawab anak itu. "Kalau begitu tulislah di lembar-lembar kertasku," kata diary itu.

Demikian hal itu terjadi terus, hingga suatu malam, anak itu sedang dalam keadaan sedih. Dia mengambil diary-nya, tapi ternyata semua halaman telah terisi penuh. Anak itu berkata, "Aku tak tahu kalo semua halamanmu telah kutulis, padahal aku ingin membagi kisah lagi malam ini karena aku sedang sedih." Tetapi buku diary itu tidak menjawab. berkali-kali anak itu memanggil, tetap tak ada jawaban. Anak itu baru menyadari bahwa diary yang telah terisi penuh akan kembali menjadi buku biasa.

Temanmu tidak akan pernah protes apapun yang akan kamu ceritakan kepadanya. Dia akan selalu menjadi temanmu dan akan selalu mendengarkan ceritamu. Biarpun kamu hanya akan datang kepadanya di saat kamu sedang sedih, dan melupakannya di saat kamu sedang bahagia. Temanmu tak akan pernah berkata "tidak" ketika kamu bertanya "apakah kamu mau mendengarkan keluh kesahku?"

Apakah kamu selama ini hanya menceritakan hal2 sedih saja pada temanmu?
Seberapa seringkah kamu berbagi kebahagiaan bersama temanmu?
Ketika kamu mau berbagi juga kisah bahagia, kamu akan tau kapan temanmu akan pergi. Tapi kalau kamu hanya membagi kisah sedih saja, kamu tak akan menyadari bahwa suatu hari kalian sudah saling menjauh.

Kisah tentang Usaha dan Keajaiban

Alkisah 2 orang sedang tersesat di padang gurun. Mereka adalah Usaha dan Keajaiban. Semakin lama mereka semakin lelah mencari jalan. Akhirnya mereka berdua bertengkar hebat. Usaha ingin agar mereka terus berjalan dan jangan menyerah. Tapi Keajaiban ngotot untuk berhenti saja dan menunggu apa yang akan terjadi. Begitulah akhirnya keduanya bertentangan dan mereka pun berpisah. Beberapa hari kemudian di tengah perjalanan Usaha melihat seseorang yang sedang berdiri di tengah padang gurun itu. Usaha bingung kenapa orang ini tidak berjalan saja, malah berhenti di tengah gurun itu. Usaha meninggalkan orang itu dan melanjutkan perjalanan tanpa kenal lelah.

Waktu berlalu, suatu hari Usaha terkejut karena kembali bertemu orang yang tadi berhenti di padang gurun. Kemudian hampir di saat bersamaan datang Keajaiban ke tempat itu juga. Usaha bingung dan berkata pada Keajaiban, "Berhari-hari aku berjalan menyusuri padang gurun ini sampai lelah, tapi aku masih tersesat. Entah kenapa aku malah bertemu denganmu yang kamu bilang akan menunggu saja."
Keajaiban menjawab, "Mulanya aku juga hanya menunggu, tapi karena tak terjadi suatu halpun maka aku kembali berjalan walaupun dengan enggan. Akupun bingung kenapa kita bisa bertemu di sini." Usaha dan Keajaiban pun menoleh pada orang yang hanya berdiri itu. "Siapa kamu?"

Orang itu menjawab, "Aku pun sama seperti kalian. Aku telah berjalan berhari-hari sampai akhirnya aku putus asa, dan pernah hanya duduk menunggu sesuatu akan terjadi. Aku terus menunggu sampai kalian bisa bertemu di tempat yang sama denganku di sini. Dan lihatlah. Kita sudah menemukan jalan yang hilang." Usaha dan Keajaiaban baru menyadari bahwa di depan mereka terbentang jalan yang selama ini mereka cari. Mereka berkata pada orang asing itu, "Kalau begitu maukah kamu mengatakan pada kami siapakah dirimu?"
Orang itu menjawab, "Namaku Doa."

Kadang kita lupa di saat usaha kita terasa sia-sia, kadang kita merasa frustasi ketika tak ada lagi yang bisa dilakukan di dalam berbagai masalah yang sedang kita hadapi. Doa akan membantumu, menjadikan usahamu berarti, dan membuat keajaiban yang tak akan pernah kita bayangkan sebelumnya. Doa akan mempertemukan usaha yang kita lakukan dengan keajaiban yang kita harapkan. Doa akan membuat usaha dan keajaiban menjadi nyata.

Jenis Pengangguran

Ada gunanya juga jadi pengangguran, cari2 info euy.. terntara pengangguran ada banyak jenisnya lho.. Nah dibaca dulu nih...
===============================================================

1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.

2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment

Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.

4. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Tambahan :
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.

===========================================================

Abis baca? Buat yang masih nganggur.. masuk jenis pengangguran yang mana sih kamu?? Hehe...
Asal jangan masuk yang pengangguran dukalara ya... hahaha...

Jobseeker, semangat!!

Sunday, June 21, 2009

Haruskah kau mati karenaku?

Kalau Anda membaca judul di atas dengan seksama dan mengira saya salah menempatkan kata 'kau' dan '-ku', itu benar. Salah satu judul lagu dari Ada Band memang seharusnya 'Haruskah ku mati karenamu?', tapi bukan maksud saya untuk membuat lagu saingan. Bukan maksud saya juga membuat lagu balasan buat Doni, juga lagi-lagi bukan maksud saya untuk menjiplak karya Ada Band yang sempat menjadi hits, walaupun saya bukan orang yang terlalu memandang rendah plagiarisme di dalam dunia musik. Lagian, saya juga tidak akan berbicara dunia musik.

Mati demi orang lain
"Aku rela mati demi kamu". "Kalau perlu, hidupku akan kuserahkan untukmu".
Gombal-gombal di atas (perhatian: kata gombal di sini tidak menunjuk pada kain bekas, tetapi bermakna rayuan, kata-kata manis) menunjukkan 1 kesamaan, sama-sama berhubungan dengan hidup. Sebenarnya ada gak sih, orang yang bener-bener mau mengorbankan dirinya buat orang lain, kayak di film-film romantis, kayak di Titanic di mana Jack memberikan papan kepada Rose agar si Rose bisa tiduran di tempat yang kering. Di film lokal misalnya ada Heart, di mana Nirina mau mendonorkan salah satu organ dalamnya agar Acha, cewek yang disukai Irwansyah bisa terus hidup, padahal Nirina sendiri sudah lama memendam rasa sama Irwansyah.

Saya mikir, ah itu kan hanya di film atau sinetron. Kenyataannya banyak orang yang terlalu sayang sama dirinya sendiri sebelum mau mati untuk orang lain. Saya jadi inget banyaknya kasus bapak/ibu bunuh diri setelah menghabisi nyawa keluarganya, atau anaknya gara-gara nggak bisa menghidupi keluarganya itu. Kalo kasusnya kayak gitu, bukankah itu juga salah satu kasus mati demi orang lain? Lebih baik mati daripada hidup susah di dunia. Saya juga sempat beberapa kali mendengar tentang bom bunuh diri. Demi negaranya atau malah agamanya orang-orang itu rela memasang bom di baju mereka terus berjalan ke tengah-tengah banyak orang dan bum!!! Mereka juga merasa mati demi orang lain. Lalu apakah mati demi orang lain itu? Apakah ketulusan atau keputus-asaan?

Ah,.. saya sendiri masih bingung dan kurang sempurna dalam menginterpretasikan makna mati demi orang lain. Bisa saja saya sekarang bilang, "bahkan gue mau nyumbang jantung buat cewek gue kalo emang itu cara satu-satunya". Tapi mungkin ketika hal itu akan terjadi, saya masih bisa nanya sama dokternya, "Dok, apakah ini benar-benar cara satu-satunya? Ataukah dokter sengaja menyarankan ini supaya nanti setelah saya mati dokter bisa pacaran sama cewek saya?" Mungkin ada beberapa dari Anda yang bakal bilang "ah lo ga tau aja, lo kan single", "apaan sih ini, kalo aku sih ga bakal mikir 3x buat ngorbanin hidupku." Plok plok plok..!! Saya merasa salut dengan Anda, karena saya akui saya baru bisa memberikan waktu dan segenap hati saya, belum sampai pada memberikan hidup. Mungkin saya perlu bimbingan dari Anda lain kali.

Satu sisi
Lalu apa yang akan terjadi seandainya ada orang yang ngomong sama anda, "haruskah kau mati karenaku? Wong aku aja gak cinta sama kamu kok." Atau pernahkah Anda berpikir, haruskah orang-orang itu mati karenaku, secara aku belum melakukan apa-apa buat mereka. Lho, egois banget ya? Orang-orang kayak saya pasti bakal dicap kayak gitu sama orang lain, Anda pasti salah satunya. Tapi saya punya argumen haruskah kau mati karenaku, kalau dengan hidup mu kita bisa berjuang bersama? Haruskah kau mati karenaku, kalau kematianmu malah membuatku merasa sendirian? Bukankah ada pujangga yang ngomong ya, kalau selama kita masih hidup masih banyak yang bisa kita lakukan. Bencilah orang lain, tapi jangan pernah membenci diri anda sendiri karena orang lain. Kalau benci sama orang lain, siapa tau itu awal dari cinta. tapi kalo benci sama diri sendiri, jangan sampai itu awal dari cinta pada diri sendiri (kalau orang bilang: narsisss donk!!).

kalo saya bilang sih, membenci orang lain sih gak apa-apa, tapi membenci diri sendiri adalah awal dari keputusasaan yang bisa membawa anda pada kehancuran (sekali lagi ini kata saya lho, mahasiswa Teknik Sipil, jadi kayaknya agak-agak kurang valid). Tapi satu hal yang pasti anda setuju, lebih baik hidup daripada mati, setuju?? Nah daripada ngomongnya mulai ngalor ngidul gak karuan, ada satu pesan dari bang becak, sebelum berbuat apa-apa, tanyain sama diri sendiri, 'haruskah ku mati karenamu?' (lho, endingnya kok jadi Ada Band, padahal judulnya udah agak beda biar nggaya). Yo wes lah daripada nambah bingung... cap cus ngengg..

Tuesday, December 30, 2008

NEW YEAR HOPES

GOD,
Bless me for what I'll do
Bless me for what I'll say
Bless me for what I'll breath
Bless me for what I'll touch
Bless me for what I'll taste

Make me a better son
Make me a better people
Make me a better friend
Make me a better lover
Make me a better decision-maker

Give me more wise
Give me more option
Give me more chance
Give me more help
Give me more friend

Make me stronger
Make me healthier
Make me smarter
Make me more generous
Make me closer to You

GOD,
Change the word 'me' above to 'my parents'
Change the word 'me' above to 'my brothers and sisters'
Change the word 'me' above to 'my friends'
Change the word 'me' above to 'all poor people'
Change the word 'me' above to 'them'

I'll be happy if I can see next year come
I'll be happy if my friends can be happy
I'll be happy in everything You'll give me

Amin.

Saturday, December 20, 2008

(JUST) A STORY


One day, two single-men (A and B) walked on the way home. They were in hurry because they had to finish their job as soon as they got home. On the way home, they saw a pretty woman who wanted to go to her friend's house. She didn't know where it was. So she came to that two men and asked where her friend's house was located.

A said, "I'm sorry we have no time. May you find somebode else?"

But B talked to the woman, "No, no. Of course I have time to show you."

Heard that, A was angry and reminded B about the job. B didn't listened to A and decided to show the woman her friend's house.

2 hours later B came home and meet A.

"How was she?" asked A.

B answered, "Well, I put her on half way. But suddenly I remembered to do my job and left her to other people."

A became angry once more and said, "Friend, when you decided to go with her, I said that you might not go because you could do another job. But it's your choice to go with her. I am angry because you didn't go with your own way. You went back and left her in a problem that you had started."

Friday, December 12, 2008

GAME? IN INDONESIA, IT'S LIKE...


Game”, hearing this word, almost all of us will imagine a set of electronic things that consists of monitor, joystick, and of course a machine. Later, a lot of parents will imagine three words: bad, bad, and bad. In Indonesia, game represents the world of having fun, wasting time, and wasting money; particularly in a lot of parents’ mind. They will be angry if they find their son sitting in front of a computer in game-center, playing a game that costs Rp. 2000,- per hour. They will be angry if their son plays a game too much. They only want their son to study and study.

Why Indonesian people don’t trust in game? It because the negative stories about game is more than the positive ones. We often hears a child wasting a lot of money just for playing game, a man have to go to hospital because of too much playing game, and a lot of brain destructions by game. It’s true. Game in Indonesia is not popular in parents’ eye. Game is only for having fun, wasting time, and refreshing.

The problem is in the government. Indonesia government doesn’t think that game will be useful. In Korea, their government supports the game life, particularly in console and online games. They have a lot of games industries where a lot of people work. Korea, besides United States and Japan, is one of the most game-publisher in the world. Through game they can beat US in some genres. This is a vital industry in there. Almost online games that be played by a lot people in the world, including Indonesia, is come from Korea. Ragnarok Online, Rising Force Online, and Yulgang Online are the examples. Korea also give a consultant to parents and their child to build a communication between them if there is a problem when their child playing game too much. This is a good solution because the children often can’t tell their parents why they playing game.

The other problem is money. Almost all of parents think that game is just wasting money. Have they ever thought that we can get money from game? In Korea there is a job that called professional gamer. They are usually in contract with a corporation. In Korea there are many games competition. If they play there, they will bring a corporation name and they will be paid. Of course becomes professional gamer is not easy. They have to play game much to improve their skills, just like athletes. It’s not easy because they will need a lot of money to be a good player. Although some of them become professional gamers, they still have to get their parents’ agreement to continue playing games.

In Indonesia, this is a little difficult because we don’t have any tradition in games. Indonesian people have not yet known online games before 2002. Console like Playstation or Nintendo is only owned by mid-high level family. In general, it’s still difficult for Indonesia to become like Korea in game. The most important influence is from government. If Indonesia government thinks like Korea, maybe it’s not just a dream to see a lot of professional gamers from Indonesia.

free counters