Pages

Wednesday, February 3, 2010

Hey, I created a new song, checkitdot! :D

Title: Wait 4 You
Song and Lyric Writer: Myself
Genre: Punk Rock



Bm-------------F#m
Now can you understand?
Bm-------------F#m
Who will be out there stand?
G--------------------------A
I know I can be five to ten
Bm-------------F#m
You pull the wall inside
Bm-------------F#m
I don't know what you said
G ------------------------------------------A
We will see something they called one faith

Chorus:
D--------------A--------------------Bm
Two dreams are heading to be free
----------------------F#m------------G
There's a moment I can-see seven three
--------------------C-------------------A
They can follow what we did, they will
D--------------A------------------------------Bm
But you have to choose one of my two choices
---------------------F#m-----------G
We must walk as one or not in lists
------------------------C------------------A
It's time for you to be tame or to be beast

*
Bm-------------F#m
You come to wait
Bm-------------F#m
Time has been running late
G-------------------------------------A
That-corner-can't-stop-train more little bit

(to chorus)

(interlude)

**
Bm-------------F#m
I've been waiting long
G
And I will not wait you more
A
Once more... damn wait..

(chorus) 2x FIN

Oleh-oleh Perjalanan Jogja-Gresik

Fiuhh.. capeknya. Diriku barusan pulang dari Gresik nih. Kota yang ternyata mirip dengan Cilacap: penuh pabrik! Gresik itu kota yang letaknya sedikit di Utara Surabaya, ya kira-kira 20 menit naik angkot dari Stasiun Surabaya Kota.
Aku berangkat hari Minggu pagi naik kereta Sancaka jam 07.15 dari Stasiun Tugu Jogja.
Walaupun hari Minggu, ternyata ni kereta mayan sepi juga. Setelah berangkat tepat waktu, akupun menikmati perjalanan (baca: tanpa tidur) sampai Solo. Setelah Solo, gara-gara nemenin dua orang temanku yang baru pulang jam setengah 2 dini hari akhirnya aku ngantuk juga. Kira-kira satu jam kemudian ada sms dateng.
"Nas, aku naik Sancaka bisnis gerbong 1." Rupa-rupanya temanku, si Heru ikut naik Sancaka juga. Jadinya aku jalan ke gerbong kelas bisnis untuk menemuinya. Fyi, baru pertama kali itu aku masuk ke gerbong bisnis. Kalo dipikir-pikir, ga kalah juga dari eksekutif. Perbedaannya cuma kalo di eksekutif AC, di bisnis pake kipas angin yang dipasang di langit-langit kereta. Kebersihannya pun terjaga, biarpun interiornya kayak kelas ekonomi, minimal toh gak ada pedagang yang boleh masuk. Kipas anginnya juga bisa bikin udara jadi ga panas. Setelah ngegosip sekitar 1 jam, aku balik lagi ke tempat dudukku karena ngantuk lagi.
Di sini mulai menarik. Ternyata kelas eksekutif bisa panas juga. Bener lho, puanas! Ini gara-gara AC nya rusak. Kampret! Apalagi dengan jendela yang ga bisa dibuka, alhasil terpaksa satu gerbong kepanasan semua. Ternyata AC nya rusak. Kata teknisinya sih mungkin freonnya habis, tapi dia juga ragu-ragu. Toh akhirnya setelah utak-atik sana sini, tuh AC mulai dingin lagi.
"Akhirnya nyala lagi," kata seorang Bapak yang duduk di sebelahku."Iya Pak," jawabku.

Si Bapak ini ternyata adalah pegawai Pemkot Surabaya yang habis dinas ke Jogja bersama teman-teman kantornya, tapi dia pulang lebih dahulu pagi itu. "Gak seneng jalan-jalan ke Borobudur," katanya pake logat Jawa Timuran.Sebuah percakapan pun terjadi saat AC mati.
Bapak Pemkot: (kipas-kipas sambil misuh kepanasan)
Aku: Kalo kepanasan jalan-jalan ke belakang aja pak, di bisnis ada kipas anginnya.
Bapak Pemkot: Iyo e, bajingan iki panase, ta meng mburi sek (iya, bajingtut ini panasnya, saya ke belakang dulu ya)
Bapak Pemkot: (baru mau berdiri tiba-tiba duduk lagi. kemudian dia bicara lagi dengan nada seakan-akan membicarakan sebuah rahasia).
Bapak Pemkot: Aku i wedi je mas (Aku takut lho mas)..
Aku: Kenopo pak? (berusaha mengimbangi logat Jatim, dengan sisa-sisa bahasa Indonesia + Jawa Tengah).
Bapak Pemkot: Lak iyo, saya kui wingi pas karo arek2 kantor.. ra sengojo konangan lagi bareng karo cewek, padahal yo kebetulan wae, tapi malah dadi gosip. (Saya kemaren pas sama temen2 kantor, gak sengaja ketahuan lagi jalan bareng sama cewek, padahal ya kebetulan, tapi malah jadi gosip)
Aku: Oh..
Bapak Pemkot: Lha iki wong e, cewek e iku ono neng gerbong mburi/guri. De'e ra entuk tiket eksekutip dadine neng bisnis, wedi aku mas nek ketemu maneh (Ini ceweknya itu ada di gerbong belakang. Dia ga dapet tiket eksekutif jadi naik bisnis, takut saya kalo ntar ketemu dia lagi)..
Tut tut, skandal pns di kereta sancaka pagi.

Dan ini sebuah percakapan lain yang lucu. Ceritanya kan aku ke Gresik mau ikut tes Petrokimia, sebuah perusahaan pupuk.
Bapak Pemkot: Mau ke mana mas?
Aku: Gresik pak.
Bapak Pemkot: Oh Gresik di mana?
Aku: Mau ke Petrokimia, pak.
Bapak Pemkot: Kerja ya? Kerja?
Aku: Belum, pak. Baru mau test.
Bapak Pemkot: woohh. apik lho iku mas petrokimia, gede neng gresik. wah mas nek mlebu kono makmur sampeyan (Bagus mas petrokimia, perusahaan besar di Gresik. Wah mas kalo bisa masuk sana bisa makmur).
Aku: Iyo, Pak. Kemaren tanya2 temen juga gitu katanya.
Bapak Pemkot: Wah wes makmur tenan mas. Sedulurku sepupu nang kono. Penak tenan uripe. Koncoku ya onok sing nang kono. Wes pokok'e makmur tenan mas.
Tiba-tiba si Bapak diam sejenak. Seolah sedang memikirkan sesuatu. Kemudian tiba-tiba,
Bapak Pemkot: Wo, ITU SEMEN DING YA MAS? TA KIRO YA SEMEN. SALAH AKU. SODARA SAYA ITU YANG DI SEMEN GRESIK IKU MAS. WOALAH.. KALO PETROKIMIA IKU YANG PUPUK TA MAS? WO IYO NEK IKU
Aku: ... (speechless, trus yg makmur yang mana pak?)
Untungnya ada si Bapak jadi perjalanan kurang lebih 6 jam tidak membosankan :) lol..
free counters