Pages

Thursday, February 5, 2009

English, local, english?

Dua hari yang lalu saia ke kampus, biasa, bertemu dosen pembimbing tercinta. Bad day, hari itu mendungnya ga ketulungan. Abis nge-print my scrip-shit, saia mandi dan siap-siap berangkat. Untung sepanjang perjalanan ga hujan, saia sampai kampus dengan selamat dan langsung menuju ruangan Mr. Wardhani, dosen pembimbing saia. Sampe di depan ruangan saia melongok ke dalam dan melihat beliau ada, sedang berbicara dengan seorang dosen juga yang saia kira adalah Mr. Nur Yuwono, dosen Teknik pantai di kampus saia.

Saia kemudian baru saja akan mengeluarkan hasil ngeprint saia semalaman. Tiba-tiba saia ditepuk seseorang. Kewaspadaan saia meningkat, karena sekarang kan lagi musim ditepuk trus tiba-tiba ga sadar, hehehe lebay. Saya menoleh dan melihat orang yang menepuk saia tadi. Seorang pria yang tingginya biasa saja. Wajahnya khas Indonesia dan rambutnya cepak. Dia sedang membawa tumpukan buku dan kertas yang digendong di tangan kirinya.

"Ya, Pak?" kata saia.
"...Faisal..," katanya dengan suara yang lirih, hampir saia tak bisa mendengarnya, hanya kata Faisal saja yang terdengar.
"Faisal?" saia merespon dan teringat dengan dosen yang namanya pak Faisal.
"Faisal Fathani?" ulang saia dengan menyebutkan nama lengkapnya.
"Ya, Faisal" ulangnya.

Hal yang mengagetkan saia terjadi setelah ini.
"Kalau Pak Faisal, bapak silakan naik tangga ini lalu ke ruangan di sebelah kiri," kata saia.
Tiba-tiba dia merespon dengan.... bahasa Inggris!
"Up... floor...., second floor?" tanyanya, ada beberapa kata yang ga saia dengar karena memamg suaranya yang.... pelan banget.
"Ya..eh yes, yes in second floor," Saia menjawab pertanyaannya dengan tergagap. Agak shock juga, wajah lokal bo! Kok tiba2 ngomong inggris, mana ga siap mental, hahaha...
"Second floor?" ulangnya dengan gerakan tangan menaiki tangga, lalu menaiki tangga lagi, yang saia tangkap artinya naik tangga 2x. Saia lalu sadar, mungkin dia menganggap lantai yang sedang kami injak ini adalah ground floor, sehingga lantai 2 berarti naik tangga 2x, maklum ada kebiasaan di luar negeri yang menganggap lantai paling dasar dengan permukaan tanah disebut ground floor, bukan lantai 1.
"Ah, bukan," jawab saia dengan bahasa Indo, "Naik tangga ini saja lalu belok kiri". Aduuhh, ga bisa saia mengeluarkan bahasa Inggris kalo berhadapan dengan wajah lokal begindang, hahaha...
dia tampak bingung, akhirnya saya mengatakan, "Mari saya antar, follow me."

Bhs inggris emang penting yah, tapi kalau latihannya biasanya sama bule malah jadi gini, lha ini wajah lokal kok speak english, huf, mengerikan.... hahaha...
free counters